Warga Pesisir Kebumen diberi Sosialisasi Penanganan Mamalia Laut Terdampar
Warga Pesisir Kebumen diberi Sosialisasi Penanganan Mamalia Laut Terdampar
Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen, mengadakan sosialisasi mengenai penanganan mamalia laut terdampar.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Balai Desa Tanggulangim, Kecamatan Klirong, Selasa (04/12/2018). Hadir dalam kegiatan ini, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Logending, Stasiun PSDKP Cilacap, Polair Polres Kebumen, Pos TNI AL, BPBD Kabupaten Kebumen, Resort Konservasi BKSDA Jawa Tengah Wilayah Cilacap, dan Syahbandar PPP Logending. Peserta sosialisasi berasal dari para penggiat konservasi penyu, perwakilan Pokdarwis, Pokmaswas, perwakilan SAR Elang Perkasa dan Lawet Perkasa serta utusan dari Desa Ayamputih, Jogosimo, Tanggulangin dan Tegalretno.
Narasumber pada kegiatan ini adalah Kepala Sub Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian Loka PSPL Serang, Jumadi Parluhutan Panjaitan dan Anhar Muslim, Penanggungjawab Loka PSPL Serang – Satker Semarang. Dalam kesempatan ini, Jumadi menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan setelah adanya beberapa kejadian mamalia laut yang terdampar di wilayah pesisir selatan Kebumen.
"Terkait kejadian mamalia laut terdampar kemarin yang berturut-turut itu, kami memang sengaja datang kesini untuk melakukan sosialisasi. Minimalnya kalau ada kejadian seperti itu, ada yang melakukan pencatatan, baik itu dari segi ukurannya, jenis, waktu kejadian dan tanggalnya,” terang Jumadi. Menurutnya, pemerintah Indonesia idealnya mempunyai database terkait dengan mamalia laut terdampar.
Sehingga warga perlu diberikan pemahaman mengenai jenisnya dan langkah yang harus dilakukan jika menemui mamalia laut terdampar. Sosialisasi seperti ini juga perlu dilakukan kepada warga masyarakat di kawasan pesisir di seluruh wilayah Indonesia. Dengan database yang didapatkan, pihaknya dapat mengkaji lebih lanjut seputar jenisnya, waktu dan penyebab terdampar hingga langkah antisipasi yang kemungkinan dapat dilakukan untuk meminimalisir kejadian mamalia laut terdampar.
Dalam pemaparannya, Anhar Muslim menjelaskan mengenai penanganan mamalia laut terdampar baik yang masih dalam kondisi hidup maupun yang sudah mati. Untuk pertolongan pertama pada mamalia laut terdampar yang masih hidup, penangaanan dilakukan dengan cara mendekatinya secara hati-hati dan menghindarkan diri dari daerah mulut dan ekor spesies tersebut. Jika spesies berada di dalam air, harus diangkat secara perlahan atau diberi sokongan sehingga tubuh mamalia laut itu tetap terapung dalam air.
Warga juga harus memastikan posisi mata dan lubang nafas (blow hole) berada di atas air. Bagian mata mamalia laut juga harus dilindungi dari pasir ataupun benda asing lainnya. Bagian lain yang harus dilindungi yakni sirip dada dan sirip ekor karena merupakan bagian yang vital. Perhatikan dalam malakukan penanganan, jangan sampai mata dan lubang nafas tertutup handuk dan terguyur air. Jika mamalia laut yang terdampar berada di pantai berpasir, gali pasir yang ada di bawah sirip dada dan badan, lalu isi lubang galian tersebut dengan air untuk membantu mengurangi tekanan gravitasi pada mamalia tersebut. Jika pantai berbatu, maka gunakan matras sebagai alas sehingga mamalia laut tesebut tidak mengalami gangguan pernafasan lebih lanjut.
"Gunakan handuk atau selimut basah agar spesies tetap lembab. Jangan tutupi lubang nafas, terutama sirip punggung,” paparnya. Anhar menambahkan, saat menangani mamalia laut terdampar yang masih dalam kondisi hidup, diperlukan pengendalian massa untuk meminimalisir stres pada mamalia laut karena dapat menyebabkan kematian.
Mamalia laut juga harus dilindungi dari angin dan sinar matahari, sehingga spesies tidak mengalami dehidrasi. Jika kondisi cuaca bagus dan spesies sehat, spesies dapat dikembalikan ke laut menggunakan tandu. Saat spesies sudah tampak berada dikedalaman yang cukup, spesies dapat langsung dilepaskan.
"Jika melepaskan lebih dari satu spesies, pastikan mereka saling berdekatan dan melihat saat berenang menjauh,” ucapnya.
Apabila ditemukan adanya darah yang keluar dari telinga, mata, lubang nafas atau lubang anus warga diminta untuk menunggu tim penolong. Warga diminta untuk tidak menyentuh atau melakukan kontak langsung karena dapat memungkinkan terjadinya transfer penyakit, sehingga lebih aman menggunakan sarung tangan. Jumadi juga mengingatkan agar masyarakat agar tidak mengkonsumsi mamalia laut terdampar tunggal, karena dikhawatirkan mamalia laut yang terdampar itu sedang dalam kondisi sakit dan dapat menular ke manusia.
"Kalau ada mamalia laut terdampar tunggal, jangan sampai ada yang mengkonsumsi, karena dikhawatirkan penyakitnya akan menular. Kita tahu penyakit antraks itu sudah menular ke manusia. Penyakit flu burung itu tadinya ada di unggas sekarang menular ke manusia. Jangan sampai penyakit yang ada di mamalia ini nantinya juga menular ke manusia,” tegasnya.
Warga juga dihimbau untuk segera melapor ke pihak terkait jika mengetahui adanya mamalia laut yang terdampar, baik itu ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen maupun langsung ke Call Center / SMS Center Loka PSPL Serang di Nomor 0813-1089-8655.