Nelayan Kebumen Dilatih Membuat Jaring Ciker
Nelayan Kebumen Dilatih Membuat Jaring Ciker
Sebanyak 40 (empat puluh) nelayan Kabupaten Kebumen belajar membuat dan praktek menggunakan jaring ciker atau trammel net. Kegiatan yang merupakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Hasil Inovasi Penangkapan Ikan ini, terselenggara atas kerjasama Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen. Bimtek yang berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal 24 Oktober sampai dengan 26 Oktober 2018, dilaksanakan di Rumah Ketua Rukun Nelayan TPI Pasir, Bapak Dul jalal.
Para nelayan selain diberikan pengenalan tentang jaring ciker (trammel net) dan bubu, juga diajarkan tentang praktek langsung pembuatan dan penggunaan jaring di laut lepas. Jaring ciker merupakan salah satu hasil inovasi dari tim perekayasa di Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) semarang.
Menurut perekayasa dari BBPI semarang, Ir. Suharyanto, trammel net memiliki beberapa kelebihan dibanding jaring tangkap udang pada umumnya. Kelebihan yang dimiliki yakni, dapat dioperasikan hingga kedalaman 60 m, padahal jaring biasa hanya 20 m, dan jaring terdiri dari 3 lapis, sehingga hasil tangkapan akan lebih banyak.
Namun jaring ciker ini memiliki kelemahan yakni butuh biaya operasional yang lebih tinggi. Meski begitu hasil tangkapannya lebih menjanjikan, sehingga diharapkan nelayan semakin sejahtera. “Keunggulan daripada jaring ini, tentu saja ini lebih produktif itu sebagai kelebihannya, jadi hasilnya lebih menjanjikan dibandingkan trammel net biasa. Cuma memang kelemahannya, trammel net ini karena sifatnya diputar membutuhkan tenaga yang otomatis akan menambah kebutuhan untuk cost biaya untuk menghasilkan tenaga terutama untuk mesin.” terang Suharyanto.
Kegiatan ini pun mendapatkan respon aktif dari para nelayan. Nelayan sangat antausias dengan jaring hasil inovasi dari BBPI Semarang, nantinya nelayan akan mencoba menggunakan trammel net untuk mencari ikan di laut lepas. “Jaring dari BBPI saya kira lebih memuaskan lagi, masalahnya jaringnya itu timahnya lebih kerep dan jaringnya lebih berkualitas. Saya yakin untuk hasil tangkapannya lebih baik daripada yang sudah kita lakukan.” ungkap Dul Jalal, salah satu peserta pelatihan.