Usaha Budidaya Udang Windu
Usaha Budidaya Udang Windu
Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto, menyatakan iklim usaha perikanan budidaya nasional pada saat ini telah membaik dan kesejahteraan para pembudidaya ikan meningkat.
Melalui siaran pers yang dirilis di Jakarta, akhir pekan lalu, Slamet menyatakan tren perbaikan dalam Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI) dan Nilai Tukar Usaha Pembudidaya Ikan (NTUPI) sebagaimana dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menggambarkan bahwa iklim usaha perikanan budidaya semakin membaik dan secara nyata berdampak positif bagi kesejahteraan pembudidaya ikan.
Menurut dia, iklim usaha positif tersebut juga dipicu oleh produksi yang lebih efisien dan harga jual produk perikanan budidaya yang cenderung membaik di berbagai daerah di Tanah Air.
”KKP fokus menggarap perikanan budidaya dengan sasaran utama bagaimana meningkatkan efesiensi produksi dan nilai tambah keuntungan yang diraup pembudidaya ikan,” kata Slamet.
Sebelumnya, Kementerian KKP juga telah bekerja sama dengan World Wildlife Foundation (WWF) fokus mendorong pengelolaan sumber daya budidaya udang windu berkelanjutan untuk membangkitkan usaha komoditas tersebut sejak dua dekade terakhir. ”Saat ini ada anggapan bahwa akuakultur ini menjadi penyebab menurunnya kelestarian sumber daya ikan. Ini disebabkan karena eksploitasi sumber induk dan benih yang berasal dari alam.
Di sini saya ingin tegaskan bahwa mulai saat ini eksploitasi sumber induk dan benih dari alam harus dihentikan,” tegas Slamet. Dia menambahkan, upaya yang dilakukan yakni mendorong pemuliaan induk melalui breeding program.
Dia mengingatkan, saat ini terdapat broodstock center khusus udang windu di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar yang akan didorong untuk menghasilkan induk-induk unggul dan Specific Pathogen Free (SPF). Sebagai komoditas unggulan asli Indonesia, menurut dia, udang windu memiliki nilai ekonomis penting, sehingga eksistensinya harus dipertahankan sebagai bagian dari plasma nutfah Indonesia.
(SM Network)