Warga Jogosimo Lepasliarkan Tukik ke Lautan Bebas
Warga Jogosimo Lepasliarkan Tukik ke Lautan Bebas
Warga Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, melepasliarkan tukik atau anak penyu ke laut, Selasa (21/8). Pelepasan satwa yang dilindungi itu bertepatan dengan Hari Jadi ke-389 Kabupaten Kebumen. Hadir ikut melepas tukik ke alam bebas, Anggota DPR RI KRT Darori Wonodipuro, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Suharman, Kepala BAP3DA Kebumen Djunedi Faturakhman, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen La Ode Haslan, serta warga setempat.
Ketua Pokdarwis Gajah Gunung Desa Jogosimo Kecamatan Klirong, Kastam, Jumat (10/8) mengatakan awalnya ada 117 telur yang mereka upayakan untuk ditetaskan. Telur itu diambil dari sarang penyu yang berada di gumuk pasir pantai Kalibuntu yang berbatasan langsung dengan muara sungai Lukulo. Dari jumlah tersebut, ada 30 butir telur yang mengalami cacat dan retak saat hendak dipindahkan ketempat penetasan yang aman. Telur penyu yang berhasil diselamatkan tersebut ditetaskan di dalam pasir sedalam 30 cm yang perpagar bambu. Sehingga ada 87 telur yang ditangkar sejak 20 Juni 2018. Hasilnya, ada 72 yang kemudian menetas menjadi tukik. Kastam menambahkan Tukik yang kini berjumlah 71 ekor itu masih menjalani perawatan rutin oleh Pokdarwis desa setempat. Dalam dalam sehari Tukik diberi makan dua kali dan penggantian air laut rutin setiap 2 hari sekali.
"Kemarin sempat mati satu ekor karena terluka, untuk makanannya dari ikan laut setiap pagi dan sore ikan dipotong kecil- kecil disuapkan satu persatu ke Tukik," katanya.
Kastam berharap penyelamatan telur penyu harus dioptimalkan bersama dukungan pemerintah hal itu dikarenakan banyaknya masyarakat yang masih berburu liar telur penyu untuk diperjual belikan padahal populasi penyu laut dilindungi dan merupakan hewan yang hampir punah.
"Banyak warga yang mencari telur penyu untuk dijual mereka menghargai telur penyu berkisar Rp. 2.000 hingga Rp. 5.000 untuk satu butir telur dikalikan jika satu sarang telur penyu berjumlah 117 butir hingga 129 butir telur," katanya.
Kepala Desa Jogosimo, Sokhibun, menjelaskan jumlah Tukik yang dilepas ke alam bebas Selasa (21/8) kemarin sebanyak 50 ekor. “Telur penyu ditemukan pada tanggal 20 Juni 2018 dan berhasil menetas pada 4 Agustus 2018 kemarin. Lama penetasan sekitar 45 hari,” kata Sokhibun.
"Penyu merupakan hewan yang dilindungi untuk itu kami mengharapkan peran pemerintah untuk ikut mendukung pelestarian penyu yang berada di sekitar pantai Kalibuntu Jogosimo dengan ikut serta melepaskan Tukik," pintanya.
Kepala BKSDA Jawa Tengah, Suharman, mengapresiasi warga setempat yang berinisiatif menangkarkan anak penyu hingga dilepasliarkan ke alam bebas. Terlebih penyu merupakan satwa yang dilindungi. “Saya surprise, ini juga untuk mengedukasi masyarakat bahwa penyu adalah satwa yang dilindungi,” ujarnya. Pihaknya juga akan mengkaji wilayah pesisir selatan untuk dijadikan menjadi wilayah konservasi. Hal ini lantaran sudah sering ditemukan telur penyu di wilayah selatan Kebumen itu. Anggota Komisi IV DPR RI KRT Darori Wonodipuro, meminta BKSDA dan Pemkab Kebumen memperhatikan betul kawasan pesisir selatan menyusul banyaknya temuan telur penyu. Pihaknya akan mendorong agar wilayah tersebut menjadi wilayah konservasi penyu. Hal ini perlu dilakukan agar habitat penyu tidak punah. “Kalau menjadi wilayah konservasi nanti bisa menggunakan dana pemerintah,” tegasnya.